Laki-laki ini.
Hari ini usianya kembali bertambah.
Hari ini. Saat pertama aku membuka mata dari lelap tidur, aku mengingatnya.
Entah kenapa kali ini aku ingin sekali menjadi yang pertama yang member ucapan selamat untuknya.
Aku kirim pesan selamat ulang tahun untuknya.
Ah, pasti dia baru bangun.
Atau mana mungkin dia sudah menatap handphone sepagi ini.
Pesanku dibalas tidak terlalu lama ternyata. Aku senang.
Dia.
Laki-laki yang selalu kubanggakan.
Dengan segala kekurangannya sebagai manusia.
Namun aku tetap bangga kepadanya.
Laki-laki yang selalu menaruh segenap perhatiannya untukku.
Tidak pernah lupa memberiku semangat dan mengingatkan aku untuk sabar saat aku mengeluh dengan kesulitan yang aku rasakan.
Bahkan aku hampir tidak pernah mendengarnya mengeluh untuk setiap peluhnya.
Selalu aku bisa merasakan segenap doa dan dukugannya di setiap langkahku.
Sekalipun tidak pernah dia tunjukkan, tapi aku tahu.
Pantang menyerah. Kulihat sifat itulah yang selalu membara dalam hidupnya.
Apa adanya, tidak dibuat-buat, dan sederhana.
Sifatnya yang ini yang sampai sekarang member banyak inspirasi dalam hidupku.
Tak jarang aku menyimak dengan seksama pesan-pesan yang dia sampaikan untukku.
Tak jarang pula aku menangis diam-diam setelahnya.
Menangis terharu, atau menangis bersyukur karena dia masih ada disisiku.
Masih selalu ada untuk membimbingku.
Sebelum dan sampai aku menjadi si bungsu yang harus sekolah jauh dari rumah, dia pasti tidak akan membiarkan aku kesusahan.
Selalu berusaha membuatku nyaman tanpa ada hambatan dan halangan yang aku rasakan sendiri.
Dulu bahkan sampai sekarang, sesibuk apapun dia, selalu dia sisihkan waktu untuk mengantar dan menjemputku. Bahkan saat aku tak memintanya.
Dulu bahkan sampai sekarang, seletih apapun dia, selelah apapun dia, selalu dia sempatkan waktu agar kami bisa bercengkrama, mengajakku ke suatu tempat, mengajariku sesuatu hal yang baru.
Kadang aku merasa, aku membuatnya kecewa, saat ajakannya aku tolak hanya karena aku ingin tinggal agar tidak terlewat tontonan favoritku.
Atau tidak jarang aku menolak karena malas beranjak.
Tak jarang juga mungkin aku membuatnya kecewa karena ulahku,
Tapi aku tahu, maafnya akan selalu ada untukku.
Kadang aku sebal padanya, saat dia mulai terlalu posesif dan bersikap berlebihan kepadaku.
Tapi perlahan aku sadar, pasti selalu ada alasan dibalik semua itu, dia ingin aku dalam keadaan baik-baik saja.
Laki-laki ini, yang namanya menjadi satu-satunya nama di daftar 10 panggilan tak terjawab di kedua ponsel yang aku pakai.
Begitu khawatirnya saat aku tidak mengangkat telepon dan tidak membalas pesan. Kemudian akan menghubungiku nomor temanku saat tak jua dia dengar suaraku.
Laki-laki ini, satu-satunya yang aku tunggu pesannya masuk setiap hari di ponselku.
Namun tak perna ku katakan padanya.
Dia.
Laki-laki yang selalu berusaha membuat aku tertawa, membuat kami tertawa.
Dia.
Laki-laki yang selalu berusaha menjadi yang terbaik untukku, untuk kami.
Di hari istimewanya ini, aku ingin sekali menulis tentang dirinya.
Selamat ulang tahun, Papa.
Terimakasih telah menjadi Papa yang terbaik bagi anak-anakmu.
Semoga Papa diberikan senantiasa diberikan kesehatan, perlindungan, keberkahan, dan kebahagiaan oleh Allah SWT.