pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Rabu, 08 September 2010

Tradisi Idul Fitri

"Baju baru, Alhamdulillah..tuk dipakai di hari raya, tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama..Ketupat sayur, Alhamdulilah..tuk dimakan di hari raya, tak ada pun tak apa-apa, masih ada nasi uduknya.."

Anda tahu dan ingat lirik lagu ini? Saya yakin jika anda lahir tahun 1990 an pasti anda membaca lirik lagu ini sambil senyam-senyum (iya kan?? Ayo ngaku ajaa..saya juga gitu..) Lagu ini dulu pernah booming banget di kalangan anak-anak, bukan anak-anak saja sebenarnya, semua kalangan mungkin pernah mendengar lagu ini, lagu yang dipopulerkan oleh Dea Ananda, penyanyi cilik jaman itu, lagu yang berlirik sederhana tapi enak didengar dimana di dalamnya juga terdapat pesan yang bersifat sederhana.. 

Hari ini, adalah H-2 Idul Fitri 1431 Hijriah, sudah tidak perlu lagi saya jelaskan kepada anda bahwa hari-hari tersebut seluruh umat muslim di Indonesia bahkan di dunia sibuk untuk mempersiapkan diri di hari lebaran, mulai dari baju baru, sepatu baru, jam tangan baru, bahkan ada juga yang ingin tampil dengan motor baru atau mobil baru (waaahh…) Sudah menjadi kebiasaan di Indonesia, bahwa hari-hari menjelang lebaran tempat-tempat yang ramai dikunjungi adalah Pasar, Mall, Terminal, Stasiun, Bandara, Pelabuhan, dan Toko Emas. 

1. Pasar. 
Yang ini jangan ditanya lah ya, semua orang berbondong-bondong pergi ke pasar atau pusat perbelanjaan lainnya, apalagi kalau bukan buat beli mukenah baru, beli baju, sepatu, aksesoris, atau membeli kue-kuehan atau apa-apa ajalah yang penting bisa dipajang pas lebaran nanti. 
Dulu waktu saya masih kecil ( saya yakin anda juga begitu ) mama saya pasti sibuk milih-milihin baju baru buat saya pakai hari lebaran nanti. Dulu, hari pertama lebaran mama biasanya memakaikan saya baju yang baru aja dibeli itu, lalu mama akan berkata,”waah,,cantiknya anak mama pake baju baru..”, lalu saat silahturahmi bersama keluarga di rumah kakek dan nenek, saya dan sepupu-sepupu saya biasanya saling memamerkan baju baru kami dihari lebaran, (haha, lucu ingetnya). Sekarang saat semua sudah beranjak dewasa, saya tidak lagi merasakan ngebetnya dibeliin baju lebaran oleh mama. 

Yang ingin saya rasakan di hari lebaran adalah nikmatnya saat saya bisa bangun di subuh hari, menunaikan sholat subuh dan mendengarkan suara takbir yang berkumandang dari mesjid (percayalah, jika anda mendengar suara takbir setelah sholat subuh sambil memejamkan mata, anda bisa merasakan besarnya rasa syukur sehingga kadang-kadang sampai meneteskan air mata, itu yang sering saya rasakan ), bukan itu saja, nikmat idul fitri yang ingin saya rasakan terus-menerus dimana pagi-pagi saya bisa berjalan bareng keluarga menuju mesjid untuk menunaikan sholat Id, 

 suasana sholat Ied

pulangnya bersalam-salaman dengan para tetangga. 
Setiba dirumah, bagian ini adalah bagian yang biasanya bikin “hujan lokal” (itu istilah dari papa karena biasanya kita nangis bareng, makanya dibilang hujan atau banjir lokal), iyaa, saya dan keluarga saling bermaafan dan saling berpelukan saling memaafkan kasalahan masing-masing. 

Udahan nangisnya, itu si ketupat, opor ayam, bebek sambal, rendang, sayur buncis, sambal kentang goreng ati lengkap dengan kemplangnya sudah menanti di meja makan, ini nikmat yang luar biasa Ya Allah, makan bersama keluarga di hari yang fitrah. 

 hidangan lebaran

Nah, Kalau yang ini, saya tidak tahu apakah ada juga tradisi seperti ini dirumah anda, dimana saya dan kakak-kakak saya duduk rapi di ruang tengah sambil memasang muka paling manis sedunia..haha.. ”ini hadiah lebarannya..selamat lebaran yaa”, kalimat itu biasanya yang kita nantikan dari papa dan mama, tentu saja disertai dengan THR nya,,haha,,. Berhubung sekarang kedua kakak saya uda kerja, maka yang hanya ada pelaku tunggal yang akan meneruskan tradisi itu sekarang, yaitu Saya..haha.. 
Jadi, THR saya bisa jadi super double triple, dari mama, papa, ayuk, dan kakak,,hahaha.. 

Jam sepuluhan biasanya saya sekeluarga meluncur ke rumah nenek untuk kumpul keluarga besar, di tempat ini saya masih harus memasang tampang paling manis sedunia karena berharap ada THR dari kakek nenek, pakwo makwo , om tante, kakak ayuk, hahaha…( kabar gembiranya adalah ini tidak lagi dirasakan oleh kakak dan ayuk saya yang udah kerja karena justru giliran mereka membagikan THR untuk para adek sepupu. 

Acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman dengan seluruh anggota keluarga besar dari pihak Ayah saya, lalu apabila semua anggota telah lengkap hadirnya acara pun dilanjutkan dengan makan-makan ketupat bareng-bareng (hal inilah yang menyebabkan berat badan orang-orang naik drastis saat lebaran, makan-makan mulu! Padahal tadi udah makan dirumaah,,belum lagi suguhan kue-kuehan nya…ya sudahlah, kalo bukan lebaran, kapan lagi..heee) 

 kue-kue lebaran

kumpul-kumpul biasanya berlangsung hingga sore, sore hari biasanya pulang kerumah dan masih harus menyiapkan segala sesuatu apabila ada tamu yang datang, tetangga, kerabat atau sahabat. 

Hari lebaran kedua biasanya mulai melakukan tradisi keliling Palembang, iyaa, semua rumah anggota keluarga yang kemarin ngumpul-ngumpul didatengi satu persatu pada hari ini, rumah pertama yang dikunjungi biasanya rumah anak yang tertua dulu, berhubung papa saya anak kedua, jadi rumah saya dapat giliran kedua (padahal ga juga sih, biasanya kita ngunjungi rumah yang paling jauh dulu, baru yang deket-deket terakhiran aja), ini nih serunya…biasanya ramai-ramai sekitar 3 mobil yang huru-hara kesana kemari melakukan ritual sanjo (bahasa palembang : silahturahmi pada saat lebaran) pada hari ini biasanya terasa sangat capek karena biasanya pulangnya malem banget. 

Naah, kalo udah memasuki hari ketiga, acara mulai berjalan sendiri-sendiri, papa dan mama, saya, kakak, dan ayuk biasanya sudah punya schedule sanjo sendiri-sendiri..haha.. 

2. Terminal,Stasiun,Bandara dan Pelabuhan. 
Tempat ini juga mendadak ramai didatangi orang. Demi bisa nyampe di kampung halaman, mereka rela desak-desakan di tempat-tempat tersebut. Bahkan bandara pun sudah ikut-ikutan terasa sumpek kalo udah masuk musim mudik ini. Saya sudah merasakan hal itu. Sejak 2 tahun lalu saya kuliah diluar Palembang, saat musim lebaran pun saya mulai panik untuk mencari-cari tiket buat pulang ke Palembang. Saya sangat takut kehabisan tiket ( dan seperti yang saya bilang tadi, demi bisa mudik ke kampung halaman, saya rela melakukan apa saja, rela! Haha) 


Lebaran tahun pertama saya kuliah, saya harus rela mudik dengan bus karena tiket pesawat yang mencapai harga satu juta lebih...Untuk hal ini saya perlu memberitahu anda bahwa perjalanan yang saya tempuh dari Jakarta menuju Palembang yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 16 jam, namun hal itu TIDAK BERLAKU pada saat musim lebaran ini saudara-saudara. Dan Anda tahu? Waktu yang diperlukan untuk sampai di Palembang adalah 28 JAM! Dan saya pernah merasakan itu! Namun berkali-kali saya ingatkan kalau saya rela menempuh perjalanan tersebut sampai saya tidak merasakan kalau saya masih punya pantat (saking lamanya saya duduk di dalam bus), saya rela asalkan nyampe ke Palembang dan berlebaran dirumah, saya RELA! 

Saat saya duduk didalam bus menanti perjalanan pulang ke Palembang, saya masih bisa tersenyum sumringah (bicara dalam hati,”yes, saya mudik!), namun kesenangan saya hanya berlangsung singkat saat bus saya naiki terjebak macet di jalan, yaa..inilah kota Jakarta! Ibukota Republik Indonesia! Kalo gak macet patut dipertanyakan “kejakartaannya”, jalan-jalan di ibukota semakin parah macetnya saat musim sibuk mau lebaran ini, 2 jam macet di Cawang, 1 jam macet di Pancoran, 1 jam macet di Daan Mogot, ayo sudah berapa jam yang saya habiskan untuk nasib malang itu? 

 antrian gerbang tol

Oke, setidaknya saya bisa menyinggungkan senyum di bibir saya ini saat saya lihat bus yang saya tumpangi mulai memasuki TOL MERAK, apalagi setelah saya mencium bau laut pertanda kalau bus akan SEGERA menyebrangi selat sunda meninggalkan pulau jawa menuju pulau sumatera. Ternyata kata “SEGERA” saya itu sangat salah, saya berasa nerima kertas hasil ujian yang di atasnya ditulis nilai 0 sebesar-besarnya. 

Perlu saya klarifikasi, bus saya masuk ke pelabuhan Merak pukul 7 malam, dan mulai mengantri untuk masuk kapal, saya sangat tidak beruntung pada waktu itu karena cuaca tidak sedang bersahabat sehingga jadwal keberangkatan kapal menjadi terlambat, belum lagi ngantrinya, 

 antri masuk kapal 

Jadi sejak pukul 7 malam tersebut, bus yang saya tumpangi baru masuk kapal jam 5 subuh! (bagaimana, anda kaget kan? Sebaiknya anda senang karena anda tidak merasakan penderitaan saya waktu itu), Ya sudah, intinya saya tiba dipalembang waktu itu pukul 9 malam esoknya dan tiba dirumah pukul 10 malam. Rasanya waktu itu badan saya sudah hancur lebur tak mempunyai tulang belulang lagi, (tapi pas saya pegang kaki saya, ternyata belum copot, masih terpasang ditempatnya) 

Itulah segelintir pengalaman yang saya rasakan ketika mudik, belum lagi setelah mudik ke Palembang kerumah saya, ternyata saya harus mudik lagi ke pagaralam ke kampungnya mama saya, yang harus di tempuh selama 8 jam, OKE! Saya hadapi itu! Dan sekarang saya berada dirumah sejak H-3 bulan lebaran, jadi saya tidak merasakan huru haranya mudik, tahun ini juga saya tidak mudik ke pagaralam. Jika saya menonton tivi yang acaranya semua pantauan aktivitas mudik, ngeliat orang-orang yang dari Jakarta mau mudik ke jawa dengan menggunakan kereta api ekonomi (saya rasa mereka sudah siap untuk dijadiin manusia setengah ikan asin atau manusia setengah pepes, bukan manusia setengah dewa) tapi saya yakin dibalik kenekatan itu saya juga bisa merasakan betapa semangatnya mereka demi bisa berlebaran dikampung halaman bersama keluarga. 

Pernah saat saya tidak bisa pulang kerumah pada saat Idul Adha, karena waktu itu sedang musim UTS,, saya dan teman-teman terpaksa harus tinggal diasrama karena lusanya sudah ada ujian. Anda percaya? Pagi-pagi saat perjalanan menuju mesjid di dekat asrama, saya meneteskan air mata karena ingat tradisi di rumah yang biasanya ke mesjid bareng-bareng, saat itu saya sangat sedih karena jauh dari keluarga saat Idul Adha, ga enak banget Ya Allah. Belum lagi di asrama mana ada hidangan lebaran yang biasanya dirumah berlimpah, POKOKNYA GAK BANGET! Jangan lagi Ya Allah.. 

3. Toko Emas, 
tempat ini juga merupakan tempat yang ramai dikunjungi orang menjelang lebaran termasuk oleh kawanan perampok (terinspirasi oleh berita sekitar 2 minggu lalu yang ngebahas tentang kasus perampokan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia). Entahlah, mungkin orang –orang sengaja mendatangi tempat ini untuk membeli perhiasan baru (ya doong, kan lebaran saatnya pamer kalung baru ke tetangga, hahaha, ibu-ibu sih biasanya gitu) atau justru mereka pergi ke toko emas untuk menjual perhiasan yang nantinya duitnya bakal dipake buat beli baju baru dan ketupat opor bebek, haha. Eits, ada lagi orang-orang yang sengaja datang buat “nyuci” gelang atau kalung mereka (biar yang palsu bisa keliatan seperti asli pas lebaran ntar, haha) ..

Idul Fitri, hari yang sangat bermakna bagi seluruh umat muslim di dunia, hari dimana semua umat merasakan kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa ramadhan selama satu bulan. Hari yang suci dimana semua dosa telah diampuni dan semua salah telah dimaafkan. Seharusnya yang harus disiapkan di hari yang fitri adalah niat dan hati yang tulus, baju baru, sepatu baru, aksesoris baru sebaiknya hanya dijadikan simbolitas saja, karena di hari yang fitri kita terlahir menjadi pribadi yang baru dengan niat yang tulus serta memulai kehidupan yang lebih baik dan tidak mengulang dosa-dosa yang telah kita lakukan sebelumnya. 

Idul fitri adalah saat yang tepat untuk memohon ampun kepada Allah SWT atas semua dosa yang telah kita lakukan, serta tidak lupa untuk senantiasa bersyukur untuk setiap cercah nafas yang masih diberikan, setiap molekul oksigen yang bisa kita hirup setiap harinya, setiap detak jantung yang masih bisa kita rasakan setiap detiknya, setetes darah yang mengalir di dalam nadi kita. Untuk setiap nikmat sederhana itu saja kita bisa merasa sangat kecil dihadapan Allah SWT, apalagi untuk nikmat yang luar biasa berupa kesehatan, kekayaan, serta kekeluargaan yang masih bisa kita rasakan sampai saat ini. 


Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah, Mohon maaf lahir batin. Semoga Allah menerima amal dan ibadah kita dan senantiasa diberi keberkahan kepada seluruh umat di dunia. 

reff : 
" hari raya idul fitri, bukan untuk berpesta-pesta, yang penting maafnya, lahir batinnya....untuk apa berpesta-pesta, kalau kalah puasanya, malu kita kepada Allah yang Esa,..
Baju baru,,Alhamdulillah, tuk dipakai di hari raya, tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama..."

*foto dari berbagai sumber

2 komentar:

  1. KAMAR BUJANG™ Mampir lagi nin..

    Boleh komen kan..? He3..

    Wow.. Nina kritis dg hal sekitar.. Setiap da pristiwa d buat artikel trus d posting d mari..
    Cocok tu jd reporter.. Haha.. Ga nyambung ama jurusannya..

    Btw, keep posting nin.. Jgn pernah bosen ngeblog..

    By http://kamar-bujang.blogspot.com

    BalasHapus
  2. haha, silahkan komen di, dengan senang hati,
    yaa, lumayan lah di, itung-itung belajar nulis,
    thanks adi..

    BalasHapus