pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Sabtu, 22 Desember 2012

Semoga Mengerti.

Ada yang bilang, "kita tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya, sampai kita merasakan sendiri."

tapi, ada juga yang bilang, "untuk bisa mengerti, kita tidak perlu merasakan apa yang orang lain rasakan, cukup dengan mendengar."

Pedasnya cabai tidak akan pernah kita ketahui apabila tidak memakan cabai itu sendiri.
Sebenarnya bisa saja, asal kita PERCAYA.

Tapi mengapa harus pedas? mengapa namannya bukan pahit atau manis? mengapa manis dinamakan manis, bukan asin atau pahit?

karena takdirnya sudah begitu. ada beberapa persoalan yang sebenarnya hanya Tuhan yang tahu sebab akibatnya.  

mungkin ada juga, yang baru mengerti arti ke-manis-an, setelah merasakan ke-pahit-an.

Baru mengerti arti sehat, kalau sudah merasakan sakit.
Baru mengerti arti dicintai, kalau sudah pernah mencintai. apalagi kalau yang sebelah tangan, nah!

Baru mengerti pentingnya bersyukur, kalau sudah pernah susah.

ada yang harus mengalami "begitu" dulu, baru bisa mengerti.

Bahkan jika sudah sama-sama merasakan pun, kememungkinan untuk menjadi "tidak mengerti" masih ada.

Untuk sebagian orang, durian itu enak, sebagian lagi bilang enek.
Sebagian orang setuju kalau minum kopi itu enaknya ya pakai gula. tapi masih ada yang bilang, "ah, enakan ga pake gula kok."

"ah, nasi gorengnya pedes banget, ga enak makannya!"
"siapa bilang? ini pedesnya pas kok, enak banget malah!"

"eh, lo ngefans sama Justin Bieber ya? apa bagusnya sih dia? biasa aja gitu"
"iih, lo nya aja yang ga ngerti, dia itu keren banget tau."

"apa lucunya sih stand up comedy gituan, ga lucu, masih lucuan ovj kemana-mana deh"
"ih standup comedy tuh menurut gue lebih lucu, ovj tuh apaan, ngetawain yang ga penting"

"bajunya merk apa? bagus deh"
"lo suka bajunya? atau merknya?, ga tau merk apa, logonya tulang ayam"
"oh, ternyata merk biasa ya, ga jadi bagus deh kalo gitu"

rasa dan perasaan itu sungguhlah relatif.
pahit, manis, asam, asin.
senang, sedih. bahagia, kecewa, kesal, menyesal, dan beribu rasa yang tak terdefinisi lainnya.
tidak dapat ditanya satu sama lain, tidak dapat ditebak satu sama lain, tidak dapat dimengerti satu sama lain, tidak dapat diukur satu sama lain, apalagi dibandingkan. satu. sama. lain.

masalah selera. apalagi masalah hati.
tidak ada yang baik atau buruk, tidak ada yang bagus atau jelek, tidak ada yang benar atau salah.

menjadi manusia sebagai makhluk yang mengakui adanya Tuhan, menurut saya tidak perlu memaksakan jadi orang baik, asal kita tahu mana yang benar. Jadi orang yang benar sepertinya lebih mengasyikkan daripada jadi orang baik.

yang baik, belum tentu benar.
yang benar, insyaAllah baik.

kita tidak bisa bilang kalau seseorang itu pelit, hanya karena dia tidak memberi uang recehnya kepada pengamen yang sedang bernyanyi di depan kita.
Coba kita pikirkan beberapa kemungkinannya.

siapa tahu lagi ga punya uang, boro-boro mau ngasih, uang yang ada aja cuma cukup buat ongkos dan buat makan sekarang.
siapa tahu lagi ga punya receh, karena cuma punya uang recehan 10 ribuan di dompet, kalo ngasih duit 10 ribu ke pengamen, ntar dikira sok kaya.
atau siapa tahu dia maunya ngasih banyakan, tapi di dompet cuma ada recehan.

cuma dia dan Tuhan yang tahu.
begitupun alasan untuk tidak memberi pengamen itu upah, orang lain tidak perlu tahu.

karena ada beberapa hal yang akan jadi lebih baik, apabila tidak ada diberitahu.

jika ada yang bilang, "kalo gue jadi elo, gue akan..., gue ga akan...., gue mau...., gue ga mau..., gue mungkin....., gue ga mungkin...., gue pasti......bla bla bla..."

"kalo gue jadi dia, gue akan...., gue ga akan...., gue mau....., gue ga mau...., gue mungkin...., gue ga mungkin...., gue pasti....bla bla bla.."

Tapi nyatanya, si gue itu bukan si elo, si gue itu bukan si dia. dan ga akan pernah jadi si elo atau si dia.

banyak juga yang bilang, "coba lo jadi gue, lo pasti ngelakuin hal yang sama."

lagi-lagi, nyatanya, si elo bukan si gue, si dia bukan si gue. Si gue bukan si elo, si dia bukan si elo. Si elo bukan si dia, si gue bukan si dia.

berhubung penilaiannya sangat amat subjektif sekali, maka secara pribadi menurut saya tidaklah terlalu  penting mengerti baik dan buruk atau bagus dan jelek.

yang jelas, manusia yang percaya Tuhan dan beragama, pasti punya pedoman, punya aturan, dan punya batasan. bukan baik dan buruk, tapi benar dan salah.

Jangan menilai buku dari sampulnya.
Bacalah.
Jika jelek, jangan marah kepada yang bilang bagus.

Jangan menilai film dari judulnya.
Tontonlah.
Jika bagus, jangan cela kepada yang bilang jelek.

Jadi, semoga mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar