pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Kamis, 02 Juli 2015

As simple as that..

Sesederhana itu..

Gue tak pernah terpikir kalo suatu hari akan berdiri di depan kelas, bercuap-cuap sembari membagi pengetahuan yang sudah lebih dulu gue ketahui sebelumnya, memandang ke arah aneka ragam raut wajah, ada yang begitu serius menyimak sejalan dengan rasa ingin tahunya, ada juga yang menatap papan tulis tapi keliatan banget kalo mereka lagi mikirin hal yang lain, macam-macam.

Note: Jangan dikira Dosen atau Guru lo yang lagi ngajar di depan kelas ga pernah tau apa yang lo lakukan diujung sana.
Semuanya keliatan jelas banget dari depan. Serius.

Gue ga pernah sedetikpun bercita-cita untuk jadi guru.
Semasa kuliah, saat sebagian besar teman-teman pulang malam karena mencari uang tambahan dengan cara jadi guru bimbel atau guru privat, gue lebih memilih pulang malam dengan alasan ngegaul ala mahasiswa sok asik.
Ga pernah ikutan atau mau coba mengajar.

Sepengalaman gue jadi siswa atau mahasiswa, jadi guru itu harus extra sabar, karena suka ga suka, mau ga mau, harus rela jadi "objek" bagi siswanya,
kebanyakan dikacangin daripada diperhatiin.
dan gue......ga mau jadi guru.

Sampai pada....

Tori, seorang bocah panti asuhan berusia 7 tahun, adalah siswa pertama gue.
Saat itu gue ikut kegiatan pengabdian masyarakat lembaga kampus, gue dan teman-teman memberi jam belajar tambahan bagi anak-anak panti asuhan, tanpa dibayar.

Saat itu, melalui Tori, gue sangat belajar. Tori saat itu kelas 2 SD, seinget gue, Tori belum lancar di pelajaran matematika.
Saat itu, gue sangat bersemangat untuk membantu Tori supaya bisa, bisa dan bisa.
Kadang suka sebel, kenapa Tori ga ngerti-ngerti, kenapa Tori ga bisa cepat belajar.
Tapi entah datangnya darimana, seolah ada dorongan kuat yang supply energi yang bikin gue tetap semangat membantu Tori.
Rasanya sedih kalau Tori sampai kesulitan menjawab soal.

Lulus kuliah, pulang ke palembang,  gue lost link, lost friends, lost channel, gue mencari informasi all by my self.

Rada kecewa dengan beberapa BUMN yang katanya cool, yang ternyata masih nerapin "elo-siapanya-siapa". Gue desperate.
Sebagai manajemen stress, gue iseng ngajar lagi.
Gue berhadapan dengan anak-anak kelas 3 SMA, yang otaknya pinter semua, sayangnya yang rajin itu ga semua.

Menjadi guru, gue menemukan kebahagiaan baru lagi. Kebahagiaan tersendiri.

Melihat semua siswa lo dengan seksama memperhatikan apa yang lo ajarkan di depan kelas, bahagia.
Melihat mereka tidak sungkan bertanya, bahagia.
Melihat mereka bisa jawab soal dengan antusias dan jawabannya benar, bahagia.
Melihat mereka berhasil lulus ujian nasional, bahagia.
Melihat mereka berhasil lulus ujian masuk PTN, bahagia.
Melihat mereka gagal, seperti ada yang bikin dada gue sesak. Gue merasa bersalah. Gue pengen selalu ada buat mereka, sampai mereka bisa. Betapa yakinnya gue kalo mereka bisa.
sederhana bukan?

Then, i'm thank God, sudah diberikan kesempatan untuk merasakan kebahagiaan itu.


p.s: This is very very very late post. Dan jadi postingan pertama di tahun 2015.
      Well, mari ah latihan nari jari lagi :D
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar