Ruangan ini terasa dingin. Tampak embun bermetamorfosa menjadi bulir-bulir air yang jatuh di kaca jendela.
Masih terdengar sayup-sayup suara tumpahan air dari langit diluar.
Seperti biasa aku memposisikan diri disini. Ditempat yang jarang orang-orang pilih.
Tidak ada tempat yang senyaman ini, senyaman aku dapat memandangi orang-orang yang kenapa tidak memposisikan diri disini, karena ingin dipandang.
Tidak ada tempat yang sebebas ini, sebebas aku dapat merasakan bagaimana senangnya burung-burung diatas sana mengepakkan sayap.
Juga tidak luput senyaman dan sebebas aku, memandangimu.
Ketika pintu terbuka, ragamu lah asaku.
Seperti biasa, sorot matamu akan berkelana, kalau bisa kuharap lagi, berhentilah sejenak lebih lama disini.
Lalu jika benar, kau memilih berpaling, menetap di labuhan kenyamanan yang bukan ternyata bukan disini, didekatku.
Seolah tak ingin membuatku membencimu, kau ada disana, meski jauh namun harapan itu masih ada, setidaknya harapan untuk bisa memandangimu lebih lama hari ini.
Seolah hatimu bisa mendengar, celakanya kau bisa secara tiba-tiba memutar pandangan, buru-buru menemukanku,
Saat itu, bagian yang paling aku suka, jika mata kita ternyata saling bertemu,
hari ini, aku dapatkan senyum indah itu lagi.
Masih terdengar sayup-sayup suara tumpahan air dari langit diluar.
Seperti biasa aku memposisikan diri disini. Ditempat yang jarang orang-orang pilih.
Tidak ada tempat yang senyaman ini, senyaman aku dapat memandangi orang-orang yang kenapa tidak memposisikan diri disini, karena ingin dipandang.
Tidak ada tempat yang sebebas ini, sebebas aku dapat merasakan bagaimana senangnya burung-burung diatas sana mengepakkan sayap.
Juga tidak luput senyaman dan sebebas aku, memandangimu.
Ketika pintu terbuka, ragamu lah asaku.
Seperti biasa, sorot matamu akan berkelana, kalau bisa kuharap lagi, berhentilah sejenak lebih lama disini.
Lalu jika benar, kau memilih berpaling, menetap di labuhan kenyamanan yang bukan ternyata bukan disini, didekatku.
Seolah tak ingin membuatku membencimu, kau ada disana, meski jauh namun harapan itu masih ada, setidaknya harapan untuk bisa memandangimu lebih lama hari ini.
Seolah hatimu bisa mendengar, celakanya kau bisa secara tiba-tiba memutar pandangan, buru-buru menemukanku,
Saat itu, bagian yang paling aku suka, jika mata kita ternyata saling bertemu,
hari ini, aku dapatkan senyum indah itu lagi.
H.405, kampus jingga, tiga tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar