Cengak-cengok..
Pengemis..
Gelandangan hati..
Kalian mau mengajak saya main tebak-tebakan? Kalian mau
mengajak saya main hati?
Ayooo! Permainan jenis apa ini? Bagaimana cara mainnya?
Kalian sudah terlihat lihai, berarti kalian curang, kalian mengajak
saya yang sama sekali belum ahli..
Bagaimana menentukan siapa yang menang siapa yang kalah?
Orang yang bisa mampu bertahan dan masih bisa ketawa berarti
itu yang menang?
Orang yang akhirnya meneteskan air mata berarti itu yang
kalah?
Orang yang minta maaf duluan berarti itu juga yang kalah?
Orang yang puas setelah membuat lawan meneteskan air mata
berarti dia yang menang?
Ini yang namanya bermain hati? Iya?
Saya baru tahu..
Berarti saya kalah, saya sudah meneteskan air mata, mata
saya sudah bengkak, hati saya sudah kebal,
Apa lagi? Permainan masih belum selesai?
Sampai kapan lagi?
Sampai ada yang bertekuk lutut baru ada yang menang?
Kalau begini permainan nya, tolong jangan ajak saya main ini
lagi..
Saya mohon.
Dan saya sarankan sampai kapanpun jangan pernah mengulang
permainan ini lagi, permainan dengan cara menghukum seseorang tanpa tau
kesalahan apa yang telah dibuat? Permainan yang tidak fair, seseorang kalah
atau lebih tepatnya mengalah akan dianggap salah sampai kapanpun juga.
Sudah. Kalian curang. Saya berhenti.
Silahkan tertawa jika ingin tertawa. silahkan menyunggingkan bibir jika kalian senang melihat saya begini.
Hati saya? jangan tanya hati saya, hati saya sakit, puas?
ini kan tujuan permainan hati, siapa yang hatinya sakit dia yang kalah, bagaimana denggan kalian? saya tidak tahu.
sekali lagi. sudah. saya berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar