Saya bosan, ini
masalah cinta…
Eh bukan cuma cinta,
ini masalah hidup, yah terserah lah jika ternyata hal yang akan saya tulis ini
anda anggap bukan masalah.
Ini juga tentang
manusia, saya tidak mengerti, kenapa manusia selalu bersikap atau mungkin
sering bersikap yang menggambarkan mereka seolah-olah sedang membuang ludah
mereka lalu semenit kemudian, mereka jilat kembali ludah itu. MUNAFIK.
Saya ingat dulu
ketika SMA saya mendapat ilmu cirri-ciri orang munafik ketika saya mengikuti
kegiatan mentoring, bahwa orang yang munafik adalah orang yang berbohong, orang
yang tidak tepat janji, orang yang berkhianat jika diberi amanah,
Berarti semua
manusia adalah orang yang munafik ya? Manusia
adalah bukan makhluk yang tidak pernah berbohong bukan? Manusia adalah bukan makhluk
yang tidak pernah ingkar janji bukan? Manusia adalah bukan makhluk yang tidak
pernah berbuat khianat bukan?
Saya bosan, Ya
Tuhan… saya bosan, saya ingin menangis, oh tidak tidak, saya tidak ingin
menangis sekarang, mungkin suatu saat saya akan menangis lagi.
Aspirasi rakyat.
Kenapa rekan-rekan
saya atau mungkin termasuk saya yang mengaku atau ingin diakui sebagai aktivis
itu itu bersikap selalu ingin membela atas nama rakyat? Atas nama aspirasi
rakyat? Atas nama aspirasi mahasiswa, dimana kita rela berani berbicara
melempar kritisi demi kritisi sebagai alih pembelaan Negara. Oke, niat kita
tulus, saya akui tulus, saya salut, kerja kita keras, terimakasih. Tapi menurut
saya, kita itu siapa? Kita itu mahasiswa, kita itu CUMA pelajar, percuma kita terus mencaci maki si rektor atau yang lebih ekstrim adalah mencaci maki
Presiden yang kita nilai kerjanya tidak becus.
Memangnya kita
becus jadi mahasiswa? Mahasiswa yang sering bolos kuliah cuma untuk
mengurusi urusan yang seharusnya bukan
menjadi urusan kita. Mahasiswa yang tidak belajar dengan serius saat musim
ujian hanya untuk mengurusi hal-hal yang harusnya jadi urusan orang lain? Mahasiswa yang
tidak memperhatikan dosen saat kuliah dan lebih memilih untuk mengirimi
orang-orang pesan mengenai rencana-rencana apalagi yang akan di kerjakan demi
suatu tujuan yang katanya tadi atas nama aspirasi mahasiswa.
Bukankah jika
kita mempunyai suatu urusan, kita tidak akan suka jika ada orang lain datang
untuk membuat kekacauan atau datang untuk mencampuri urusan kita?
Mahasiswa yang
ipnya tidak sampai 3,00 bahkan masih berani melakukan hal-hal yang membela
kepentingan rakyat, heii,,,dongkrak duluuuuu ip kau ituuuu!
Hijab.
Saya mengenal
istilah ini adalah pada masa SMA dan mulai memasuki lingkungan rohis (rohani
islam), apa itu hijab? Oh, itu mungkin batas yang WAJIB di adakan ketika ada
perempuan dan laki-laki yang bertemu langsung. Iya, perempuan dan laki-laki. Dua
Makhluk yang diharamkan untuk berdekatan (ilmu yang saya dapat waktu itu). sampai saat
saya sekarang masih mengikuti organisasi islam di kampus pun, hal-hal seperti
itu masih sering saya dapatkan. Saya mengerti. Seorang perempuan dan laki-laki
yang belum menjadi muhrim dilarang bersentuhan, tidak boleh pandang-pandangan. Tidak
boleh berjalan berduaan. Karena semua akan mengarah kepada zina. Zina, apa
pengertiannya? Pengertian zina yang saya dapat dari Al-quran adalah mengawini yang bukan muhrimnya?
Pernah saya
terlibat interaksi singkat dengan orang yang menjunjung tinggi hijab, sebagai
orang yang awam, ketika berbicara dengan orang lain, saya akan berusaha menatap
mata orang tersebut, sebagai bukti bahwa kita sedang menghargai orang yang
sedang kita ajak bicara, setidaknya ini juga yang peroleh ketika saya
memperoleh mata kuliah teori organisasi, bukti bahwa ada teorinya. Namun tidak
berlaku bagi orang ini, ketika saya menciptakan suatu interaksi yang memang
pada saat itu harus tercipta interaksi secara langsung, saya seperti berbicara
dengan angin, beliau sama sekali tidak menatap mata saya, bahkan menghadap saya
pun tidak, saya waktu itu sudah bertanya “bicara sama siapa dia?”, oh no,
ternyata dengan saya, LUCU. Dia berbicara justru menghadap samping dengan saya,
bukan berhadap-hadapan dengan saya. Untung saya tidak dibelakangin!
Oh segitunya
yaaa? Saya benar-benar tidak mengerti, saya telah melihat jutaan orang lawan
jenis di luar sana, dan ketika saya berbicara berhadap-hadapan, tidak ada yang
terjadi, tidak ada itu yang namanya zina.
Alasan naïf, “jaga
pandangan”, that’s a bullshit!, “jaga nafsu”,
Jika hanya
dengan menatap mata, beliau bisa terpancing nafsunya, maka menurut saya dia
adalah orang yang lebih parah dari orang yang bermesraan di depan umum!
Saya mulai tidak
percaya, lagi-lagi masa SMA,
Seorang KETUA
ROHIS IKHWAN dan seorang KETUA ROHIS AKHWAT, yang gembar gembor sana-sini
kepada rekan-rekannya untuk tidak terlibat hubungan yang namanya pacaran, untuk
tidak terlalu dekat dengan lawan jenis, namun dengan sangat ingin saya
lemparkan kotoran di muka mereka,
Mereka!
BERPACARAN! Tidak ada yang salah dengan pacarannya, tapi kenapa mereka menjadi
orang paling munafik sedunia !
Lalu kenapa? Kenapa
orang yang seperti itu saya anggap sebagai orang yang alim? Jika pada masih menempuh
kuliah, terdengar kabar bahwa sudah ada yang menikah? Setahu saya hukum
pernikahan di dalam islam menjadi wajib ketika sang laki-laki sudah mapan lahir
batin dan dikhawatirkan akan terjadi zina jika tidak segera menikah juga? Lalu kenapa
jika masih kuliah mereka sudah menikah, lalu siapa yang tidak bisa menjaga hawa
nafsu? Lalu kenapa jika sudah menikah, orang-orang yang jilbabnya panjang dan
celana nya gantung itu harus bermesraan di depan umum, lalu siapa yang
mengumbar kemesraan di depan umum?
Menuntut ilmu.
Please talk to
my hand, jika kalian-kalian yang kuliah
tinggi-tinggi atau kuliah jauh-jauh atau
kuliah mahal-mahal hanya untuk satu tujuan yaitu menuntut ilmu dan bukan untuk
mengejar nilai dan mencari kerja yang pantas? Hah, that’s a second bulshit!,
tujuan saya kuliah yaitu saya memang menuntut ilmu yang nantinya saya bisa
gunakan untuk mendapatkan kerja dan prestise yang pantas dengan ilmu saya! Semakin banyak
uang pengorbanan yang saya gunakan untuk kuliah, semakin tinggi juga harapan saya akan kerja yang akan
menggaji saya dengan nilai yang besar! Orang-orang yang sudah kaya pun tidak
pernah berhenti korupsi !
Apalagi orang
yang belum kaya?
Banyak hal lain,
hal-hal kemunafikan manusia yang akan mengalahkan jumlah jutaan partikel yang
ada di dalam tubuh kita.
Sudahlah, jangan
memaksa jadi orang yang bukan diri kita. jangan berbicara tentang apa yang
sebenarnya tidak ingin kita bicarakan. Jangan bilang iya jika ingin bilang
tidak. Jangan bilang tidak jika ingin bilang iya. Jangan bilang benci jika
sebenarnya suka. Jangan memaci jika dalam hati memuji. Jangan memaksa bila
memang tidak perlu dipaksa. Jangan bilang tidak butuh jika sebenarnya butuh. Jangan
bilang anti jika sebenarnya mania. Jangan bilang putih bila sebenarnya hitam. Jangan sok menjadi burung elang jika menjadi burung nuri pun kita sudah memiliki nilai yang lebih tersendiri.
Iya.emosi. Emosi
juga bagian dari manusia. Dan saya manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar