pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Senin, 31 Januari 2011

Asa Menjelang Februari


Ah, Aku ingat. Suatu hari dimana kita bernyanyi bersama. Saat seolah tak akan kita rasakan lagi hangatnya mentari saat hujan yang turun itu ternyata justru mampu membahagiakan kita. Saat seolah tak akan kita rasakan lagi sejuknya pagi saat malam yang gelap itu ternyata justru mampu menyamankan kita. Saat seolah tak akan kita rasakan lagi cerianya keramaian itu saat sepi yang datang itu ternyata justru sungguh mampu mendamaikan kita.

“Ketika mimpimu yang begitu indah tak pernah terwujud, ya sudahlah. Saat kau berlari mengejar anganmu, dan tak pernah sampai, ya sudahlah”

Ya sudahlah. Jika saat ini kau belum mampu mendapat nilai A di mata kuliah yang kau harapkan, jika saat ini kau masih gagal di presentasi mata kuliah farmakologi mu, jika saat ini kau belum lulus masuk perguruan tinggi yang kau harapkan atau sekolah tinggi yang kau dambakan, atau jika kau harus merelakan namamu tidak ada di daftar nama mahasiswa jurusan kedokteran, atau jika kau harus terima kenyataan harus mengulang di pelajaran matematika atau fisika, atau jika kau ternyata masih belum berhasil di tes wawancara saat menghadapi para manajer itu, atau jika kau tahu saat proposal yang kau ajukan masih belum diterima, atau jika kau harus pulang dengan tidak membawa piala satu pun yang bisa dibanggakan kepada orangtuamu, atau apapun itu.

Ya sudahlah. Aku, kau dan kita, hanya belum bukan tidak. Mungkin pada saat itu kau belum belajar dengan maksimal sehingga kau belum lulus di setiap ujianmu. Atau perkataanmu mungkin belum tertata saat kau berbicara di depan manajer itu. Tidak apa-apa. Hanya yang aku tahu dan aku yakin kita pun tahu, Tuhan tahu bahwa ini bukan saatnya. Tuhan mungkin ingin kau dan kita bisa lebih siap untuk tampil di depan dunia dengan mengusungkan dada dan berkata “kita bisa, dan kita akan berhasil”. Suatu hari kita harus bersiap menghadapi hari itu dengan senyum yang lebar, dengan sambut tangan sang dunia.

Aku berhak bermimpi. Kau berhak bermimpi. Kita berhak bermimpi. Bermimpi itu biasa, Yang menjadi luar biasa adalah bagaimana kita mampu mensyukuri ketika mimpi itu bukan hanya sekedar mimpi lagi atau bagaimana kita mampu terus mengejar dan menyapa ramah mimpi demi mimpi tadi saat merekalah yang sekarang belum enggan menyapa kita.

“juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang, bagai deras ombak yang menabrak karang, namun ku tahu, ku tahu kau mampu tuk tetap tenang”

Ya sudahlah. Bukan hidup jika tidak ada aral dihadapmu. Jika rutinmu yang begitu-begitu saja sehingga sudah terlalu membosankan dan menjenuhkan, atau jika jerihmu yang dianggap terlalu tidak berharga sehingga engkau muak begitu berpayah-payah dengan peluh, atau jika semua keringatmu dianggap seolah bagai tidak lebih dari tetes liur, atau jika karyamu di tepis bagai mengibas angin panas di musim panas. Atau apapun itu.

Ya sudahlah. Mungkin belum saatnya mereka membutuhkan aku, kau dan kita. Tuhan sedang menguji kesabaran kita. Kita hanya belum saja terlihat karena sesaknya orang-orang yang kebanyakan memang sedikit lebih dulu berlebih dari kita. Tenang saja, mungkin kapalnya akan berlabuh kembali dan kita juga akan pergi menyusul mereka. Mereka hanya lebih dulu sedikit dari kita. Bukankah kapal yang terlalu penuh dan sesak juga beresiko goyah dan karam di tengah luasnya lautan itu? Kita disuruh menunggu sebentar, sampai kapal tidak lagi penuh dan kita tergolong orang-orang yang sedikit dan aman itu.

Saat kau berharap keramahan cinta, tak pernah kau dapat, ya sudahlah”

Ya sudahlah. Jika memang kisahmu tak sebahagia kisah Cinderella dan pangeran tampannya, atau jika cerita yang harus kau lalui harus setragis kisah Romeo and Juliet, atau jika kau harus mengalami kepedihan yang sama dengan Dawson dalam layar Titanic, atau jika cintamu tak terbalas, atau jika cintamu terkhianati oleh kejamnya perselingkuhan, atau jika kisah cintamu harus dinodai dengan perbedaan prinsip atau seribu jenis macam perbedaan yang tidak membawa kisahmu pada kebahagiaan. Atau apapun itu.

Ya sudahlah. Tuhan tidak jahat, Tuhan hanya mungkin menguji ketulusan kita. Kita hanya belum saja dipertemukan dengan mereka yang benar-benar akan membuat kita bahagia. Tuhan punya rencana. Tuhan pasti punya jalan yang lebih mulus untuk kita pada akhirnya akan merasakan keindahan pada waktunya. Aku, kau, dan kita akan jatuh cinta lagi, akan bahagia.

Memang sulit. Memang sakit. Aku yakin, dan aku tahu ini sungguh basi, tapi ingin ku tegaskan kepada kau, kepada kita semua bahwa Tuhan memang adil, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kau tahu, dibalik ketampanan, kecantikan, kesuksesan, kekayaan mereka, ada yang tahu berapa berat beban yang harus mereka tanggung?. Mungkin kau atau aku yang belum seberuntung mereka, tidak juga seiba mereka yang harus diberikan beban yang begitu berat yang harus mereka emban. Tuhan pun sudah menjamin bahwa tidak akan memberi ku, kau, dan kita lembar ujian yang berisi soal-soal yang tidak mampu kita isi. Tinggal bagaimana kau meyakini apakah jawaban yang kau tulis itu benar atau tidak, dan murni hasil jerihmu sendiri.

Satu dari sekian kemungkinan, kau jatuh tanpa ada harapan, saat itu raga kupersembahkan bersama jiwa, cita,cinta dan harapan. Kita sambung satu persatu sebab akibat, tapi tenanglah mata hati kita kan lihat, menuntun ke arah mata angin bahagia, kau dan aku tahu jalan selalu ada

Tuhan, saat aku benar-benar merasa hidupku benar-benar tidak mempunyai semangat dan gairah, aku hanya ingin terus memegang kalbu dan syahdu Mu Tuhan. Jangan jadikan hamba seorang yang sombong, Tuhan. Jangan jadikan hamba seorang yang lupa, Tuhan.

Januari Mu beberapa detik lagi akan segera berakhir. Sebulan sudah Kau beri usiaku di tahun 2011 ini. Sejujurnya aku masih sama Tuhan, tidak ada yang berubah dari ku, lalaiku masih sering Kau lihat, keluhku masih sering Kau dengar, sombongku masih terlalu sering Kau rasa. Tuntun terus hamba Mu Allahku.
Mulai hari ini, lupakan sakit itu, lupakan luka itu. mulai hari ini, aku punya hati yang baru, hati yang siapku persembahkan kepada hamba yang memang telah Engkau tetapkan untukku. Hamba yang siap menuntunku di jalan-Mu Allah. Bantu aku menjadi pribadi yang lebih siap dalam menjalankan tugas pada saat ini, itu saja Allah.

Semester 6 yang akan dimulai tanggal 7 febuari nanti harus jadi semester penutup yang harus penting. Setelah berdoa dan meminta petunjuk Tuhan dan teman-teman, sudah fokus dengan konsentrasi sumber daya manusia sebagai spesifik ilmu yang akan saya manfaatkan di dunia kerja saya nanti, spesifikasi ini pula yang akan menjadi ruang lingkup besar skripsi kamu Nina. Mata kuliah konsentrasi sumber daya manusia dalam semester 6 ini ada dua, yaitu PSDM dan AK, harus bisa mendapat nilai A untuk kedua mata kuliah ini. Bagaimanapun caranya! Tidak boleh menyepelehkan mata kuliah yang seperti ini lagi! Tidak boleh menyepelehkan materi yang disampaikan lagi! Tidak boleh mengabaikan dosen lagi! Harus A ! Amin Allah!

Semester enam ini ada 7 mata kuliah, mata kuliah yang sudah terlihat membosankan dan agak sedikit menyusahkan sepertinya administrasi lingkungan dan akuntansi pemerintahan. Please Allah, tidak boleh jatuh di mata kuliah ini, nilai minimal yang harus dicapai adalah B, tidak boleh ada nilai C di semester genap terakhir ini! Semester 6 ini semoga bisa dapet tempat magang di salah satu dari tempat ini :
-          Kementrian Keuangan RI ( dirjen bea/cukai, dirjen pajak, atau dirjen perbendaharaan)
-          Kementrian Luar Negeri RI
-          Bank Indonesia
-          Badan Pemeriksa Keuangan RI
Semester 6 adalah semester penyelenggaraan magang, baiklah! susun proposal sebaik dan sebagus mungkin supaya bisa masuk dan diterima di salah satu dari tempat tersebut. Pernah bisa menjadi bagian dari salah satu tempat tersebut bisa jadi pengalaman yang sangat berharga ya Allah, boleh ya Allahku? Amin.

Kebiasaan menunda-nunda tugas, Kebiasaan menyelesaikan tugas dengan tidak maksimal, Kebiasaan referensi minim, kebiasaan menyepelehkan tugas, kebiasaan deadliner, kebiasaan begadang ngerjain tugas sampe akhirnya di kelas ngantuk dan akhirnya ga merhatiin dosen dan berujung pada ketidakmengertian pada materi kuliah, kebiasaan itu semua TIDAK BOLEH LAGI! Nilai Magang tidak boleh dibawah B. Magang harus dipersiapkan secara maksimal, semoga di tempat magang nanti semua tugas bisa dijalankan dengan baik, Amin.

SKRIPSI, biar bisa 3,5 tahun! Inget nina! Cita-cita lulus kuliah 3,5 tahun dengan ipk cumlaude, walaupun pada akhirnya ternyata ga bisa cumlaude, tapi harus bisa 3,5 tahun! harus bisa! Bisa Nina! Febuari 2012 wisuda! Amin! 

Konferensi Nasional 2011 semoga sukses! Konferensi nasional tahun ini adalah mungkin akan jadi rangkaian kegiatan kepanitiaan terakhir selama kuliah, semoga sukses Ya Allah! Semoga perjuangan semua panitia dibayar dengan acara yang sukses dan lancar sehingga bisa meningkatkan nama baik jurusan ilmu administrasi negara FISIP UI. Amin. IPK harus naik lagi ! kalo bisa jadi CumLaude, haha! Semoga bisa menyabet predikat mahasiswa UI yang lulus dengan ipk diatas 3,5. Amin Ya Allah.

Okay, cukup. Cukup menanti sesuatu yang tidak pasti. Motivasi dan semangat ku masih dan akan selalu mama dan papa. Jangan kecewakan mereka. Buat mereka tersenyum! Buat mama menangis untukku karena bahagianya! Lupakan mereka! Lupakan RJFS dan MSS dan FPP ! lupakan mereka! Bisa ! Cuma masalah waktu ! Rindu setengah mati adalah masalah kecil, sudah tidak ada lagi waktu untuk bermain-main ! Ga boleh sedih lagi! Ga boleh nangis lagi! biarkan mereka pergi! Ikhlaskan mereka dengan senyuman.

Jika Tuhan masih memberiku usia, 2011 adalah tahun aku menginjak usia dengan angka 20. Angka yang sudah bukan waktunya lagi untuk bersenang-senang ria, bermain-main ria, waktunya untuk serius. 2011 fokus kuliah! Fokus skripsi !

Doaku di penghujung januari ini Ya Allah,
Izinkan hamba senantiasa sehat Ya Allah, Bantu hamba tidak menjadi hamba yang lalai dan malas lagi Ya Allah, bantu hamba untuk tidak menjadi hamba yang sombong dan lancang lagi Ya Allah. Lancarkanlah setiap urusan hamba Ya Allah, berikanlah hamba, dan orangtua hamba, keluarga hamba, sahabat dan kerabat hamba kesehatan dan kebahagiaan Ya Allah. Izinkan hamba memiliki waktu yang lebih lama untuk bersama mereka Ya Allah. Setidaknya untuk memberiku senyuman bahagia mereka untukku.
Amin Ya Robbal Alamin J

“ satukan langkah..langkah yg beriring! genggam hati, rangkul emosi! Apapun yg terjadi, ku kan slalu ada untukmu, Janganlah kau bersedih..coz everything's gonna be Okay 


Jumat, 28 Januari 2011

keri keri pingu

R : "tau ga kalo pinguin jantan ngasih kerikil buat pinguin betina untuk jadi pasangannya?"
N : "oh ya?"
R : "iya, ni aku kasih kerikil ke kamu"
N : "................, tapi kan aku bukan pinguin ?!?"


anyway, thank you my cooba
look at your nice gravel ^_^

Kamis, 27 Januari 2011

aku, dia, kita


Sesaat sebelum aku menulis ini, aku baru saja selesai berbincang dengannya. Masih. Masih kurasakan jantungku bergetar  cepat tidak seperti biasanya saat berbicara dengannya. Masih. Masih kurasakan kadang-kadang  tanganku  menjadi  dingin tak seperti biasanya saat aku mendengarkan kata demi kata yang dia ucapkan padaku. Setiap apa yang dia berikan, sungguh tak ada lagi kekuatan untuk memungkirinya, bahkan jika ada yang menyuruhku untuk segera menganggap itu tak ada, maka dengan seribu maaf tanganku akan ku angkat tinggi pertanda serahku. Pertanda tak sanggupku.

Entah sudah berapa banyak kata-katanya yang terlalu berharga bagiku, entah sudah berapa banyak lagu yang dia nyanyikan untukku, walau bukan lirik yang dia ciptakan sendiri, tetap terlalu berharga bagiku, entah sudah berapa banyak kado-kado kecil yang mungkin hampir tidak bisa diterka materinya yang dia berikan kepadaku, semuanya terlalu berharga bagiku,. Hingga aku hampir gila seperti ini Tuhan.
Dulu, dia bukan siapa-siapa.

Aku, dia, kita. hanyalah anak yang sedang beranjak remaja, yang saling merasakan nyaman karena naluri remaja yang sedang membara kata orang. Sampai aku benar-benar tidak mengira bahwa aku harus melalui semua ini dengannya.
Aku, dia, kita. Hanya ingin. Sudah kubilang tadi, hanya bagian dari naluri seorang anak yang tumbuh remaja dimana rasa ingin tahunya sedang menggebu-gebu. Seperti mereka yang sudah sedikit lebih tua dari kami. Sampai aku merasa begitu ingin melihatnya setiap hari. Sampai aku merasa begitu ingin bersamanya setiap hari. Sampai aku merasa begitu memikirkannya setiap hari. Jantungku yang berdetak begitu cepat yang masih kurasakan hingga saat ini mulai kurasakan sejak waktu itu. tingkahku yang salah-salah yang masih sering kulakukan sampai saat ini sudah kurasakan sejak saat itu.

Aku, dia, kita. Merasakan hal yang sama. Hingga aku merasakan betapa senangnya aku waktu itu. Tidak ada. Hanya kami mencoba tidak membohongi diri kami sendiri.
Aku, dia, kita. Dua sosok yang saling tidak pernah satu, mendadak berubah menjadi sosok yang sok lembut menurutku. Kami merasa canggung. Tapi kami senang. Kami mungkin tidak menjadi diri kami sendiri pada waktu itu. mungkin kami terjebak pada naluri remaja kami. Ah sudahlah, anggap saja begitu. Aku senang, dia pun begitu (akunya). 

Waktu 3 kali seminggu itu merupakan waktu yang sangat ku nanti pada waktu itu. Waktu 3 kali seminggu merupakan waktu yang sangat berharga bagiku pada saat itu. aku tidak ingin mengerti apa-apa pada waktu itu, yang ku tahu aku ingin begitu melihatnya setiap hari. Aku memikirkannya setiap hari. Belia usiaku. Apa terlalu belia? Pikirku. Mungkin juga.

Aku, dia, kita.Seperti itu saja. Seiring waktu terus berjalan.Tidak terlalu banyak yang kuingat bagaimana kami dulu. Menunggu bus. Kehujanan. Makan siomay. Sandal putus. Obrolan kami belum mengandung makna yang terlalu berarti, hanya obrolan remaja. Dan kami belum mengenal istilah perbedaan. Apalah itu. Beranjak sedikit dewasa. Aku benci menjadi tumbuh dewasa. Dia pun begitu.Kami jauh.Aku mulai tidak mengerti apalah kami ini. Karena aku pun mulai mengerti seperti apa kami. Aku mulai mengerti ternyata kami ini. Dia pun begitu ku rasa.

Aku masih begitu ingin melihatnya setiap hari, jika tidak bisa, dua hari sekali pun tak apa, jika tidak bisa tiga hari sekali pun tak apa, jika masih tetap tidak bisa, seminggu sekali pun tak apa. Sebulan sekali pun tak apa.

Aku. Dia, kita. Apa mungkin berbeda? Aku goyah. Mereka yang aku ranahi berbeda dengannya. Aku sadar kami berbeda. Aku sadar kami hanya bermain. Aku sadar kami tak bisa sama. Saat kami berdua sudah cukup pintar untuk menyadari satu persatu perbedaan itu.

Aku, dia, kita. Benar-benar berbeda. Tidak sekedar aku yang tidak terlalu suka makanan yang terlalu pedas, dia sebaliknya.Tidak sekedar dia yang tidak terlalu suka hal-hal yang berbau pantai, aku sebaliknya.Tidak sekedar aku yang tidak terlalu suka music jazz dan klasik, dia sebaliknya.Tidak sekedar itu.Lebih banyak dari itu. dan kami belum tahu apakah hal-hal yang lebih dari itu patut dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dalam perbedaan kami berdua.

Topik pembicaraan kami begitu minim. Kami tidak seharmonis dulu saat aku dan dia belum cukup dewasa untuk mengerti semuanya. Aku merasa bukan siapa-siapa. Aku merasa tidak padanya.Aku bosan. Aku Jenuh. Mungkin juga dirinya.

Pagi, siang, sore, malam. Aku ingin setiap hari ada sosok yang mengingatkan ku akan Mu. Aku ingin itu dia. Tapi bukan. Dambaku bisa merayakan kemenanganku setahun sekali itu dengannya. Tapi tidak. Itulah fatalnya. Dan aku baru sadar itu, Tuhan.

Saat jenuhku. Saat bosanku. Tapi jujur, rinduku selalu miliknya.
Jika waktu itu aku harus ditanya setiap detik tentang siapa seseorang yang paling aku rindukan? Maka namanya selalu bergema di dalam hati ku. Seminggu, dua minggu, tiga minggu, tidak jua bertemu. Aku menyudahi. Sudah. Tangisku hanya untuknya saat itu. Sebulan. Dua bulan. Tiga bulan. Aku dan dia ternyata masih terpaut rindu yang sama. Tuhan, aku benar-benar tidak bisa berpikir. Aku benar-benar tidak bisa berserah. Kau tahu, Tuhan? Betapa bahagianya aku saat itu saat aku mengetahui bahwa rindunya juga untukku.

Aku, dia, kembali. Sesaat bahagia memang. Aku dan dia tidak lagi anak kecil, naluri remaja yang dimiliki tinggal sedikit lagi. Mulai saat itulah, aku benar-benar yakin bahwa mungkin memang saat itulah aku dikaruniai anugerah yang kebanyakan orang menyebutnya anugrah paling indah sedunia. Sayang yang aku punya, mungkin salah jika kukatakan tak terhingga untuknya. Tapi tidak juga sedikit. Sudahlah. Aku bosan menjawab untuk setiap pertanyaan mengapa. Kami tak memburuk. Kami hanya tak nyaman dengan perbedaan itu. benar-benar tak nyaman.

Hingga giliran dia yang menyudahi. Kali ini sungguh lama. Kau tahu, Tuhan? Aku yakin Kau tahu, bagaimana aku melewati dua tahun yang lebih itu dengan menahan rasa perihku. Aku rindu padanya.  Sampai aku yakin Kau benar-benar ingin memisahkan aku dengannya. Semua hilang.

Namun, ternyata hari-hari masih bisa kulalui. Dunia belum berakhir ternyata.
Jika rindu sudah terlalu memuncak, aku hanya bisa menangis. Jika rindu sudah terlalu menumpuk, aku hanya bisa memanggilnya dalam hati. Ya sudahlah, itu hari-hari terburuk. Namun, Tuhan tetap baik. aku hanya menyayangkan satu tahap penting dalam hidupku dan hidupnya tidak bisa kami bagi satu sama lain.

Sampai Tuhan, mungkin rindu kami yang masih terpaut lagi. Saat aku sudah sangat terbiasa menyambut rindu yang datang dengan tanpa kuberikan suguhan apapun. Ternyata, Tuhan lah yang menyiapkan suguhan itu. Sampai dia kembali. Kami pun kembali. Ah, entahlah berapa banyak aral yang datang. Tak banyak kata aku untuk menutur lagi.

Kini, aku dan dia bukanlah remaja yang baru akan menginjak masa ingin tahu yang besar. Aku sekarang sudah sedikit lebih tahu Tuhan.
Kini, aku dan dia tidak seharusnya menjadi pribadi yang masih bisa menggantungkan mimpi kami Tuhan.
Kami punya jalan, tentu jalan yang telah Engkau tetapkan.
Hanya satu Tuhan, aku pinta untuknya, jika kami memang Engkau hendaki untuk bersama, maka tunjukkan Tuhan, tunjukkan bagaimana Tuhan, tuntun kami Tuhan.
Namun, jika tidak Tuhan, maka jangan Kau biarkan kami seperti mendamba matahari terik di tengah musim hujan ini Tuhan. Tunjukkan Tuhan.


sejenak tadi

16 januari 2011



novel karya penulis lokal yang tidak bisa aku dapat di kota belimbing itu, akhirnya bisa kutemukan di kota sungai ini. kutemukan dengan bantuan tangannya, ku beli sejenak tadi dengan ditemani olehnya. sementara kijangnya tetap melaju tenang, lagi, tiba-tiba kami berhenti di sisi jalan lagi.
"kok berhenti, kenapa?"
"pinjem novel yang tdi kmu beli dong..kmu tolong beliin aku minum dulu ya, haus deh"
heran.
mungkin sekitar sepuluh menit. sebotol air mineral dingin dalam genggamanku.

lalu ia bergumam, "ada yang bagus nih, denger ya, aku bacain.."
           
           "..jika suatu hari kau temukan cinta, jangan kau terima sebelum kau tersiksa dan terlunta-lunta olehnya."
           "kenapa?"
            "..karena itu memang jalannya."
           "haruskah dengan derita, baru bisa menemukan cinta?"
           "..setidaknya, begitulah aku pernah mengalaminya. dalam lebur penantian yang tersia-sia, dalam gelisah     yang menguras logika, dalam belitan asa yang menciumi puncak pengharapan membabi buta."
          "dan akhirnya?"
           "..tak juga kutemukan cinta."
          "kurang dalamkah kau tersiksa atau..?
           "..sepertinya. penantian,gelisah, dan gunungan asa yang kualamatkan untuk satu nama, ternyata masih menyisakan pamrih dalam alurnya. aku berharap ia membalas cintaku. itu PAMRIH ku. padahal, itu TAK semestinya ku lakukan. cinta mestinya kubangun TANPA SYARAT, tanpa imbalan apa-apa."
         "Lalu, untuk apa kau tetap menanti? "
         "..karena setidaknya, bisa mencintainya meski tak terbalas, itu adalah sebuah anugrah tak terhingga. Bisa mencintainya saja, TELAH CUKUP BAGIKU"

"bagus kan? halaman 126..hehe"
kijang nya melaju tenang lagi.
aku? jangan kau tanya, aku diam,,mencoba meresap dan mengartikan apa yg dia katakan tadi.
belum dapat artinya, dia bergumam lagi,
"eh, tadi yang aku bacain ke kamu, kalimat nya ada yang salah deh, itu kalimat yg terakhir yang ada kata "nya" nya, kamu ganti jadi "mu" ya?"

"ngomong apa sih?"
ku buka novelku halaman 126, dalam kijangnya yang gelap, aku membaca kalimat demi kalimat.
dalam hatiku ku mengulang apa yang dia katakan tadi, "eh, tadi yang aku bacain ke kamu, kalimat nya ada yang salah deh, itu kalimat yg terakhir yang ada kata "nya" nya, kamu ganti jadi "mu" ya?"

kurasakan dingin tanganku karena dingin yang dihantarkan oleh sebotol mineral dingin yang sedari tadi ku genggam.
aku menoleh kepadanya.
dia menyadari tolehanku.
aku..
dia..
tersenyum.
:)

Sabtu, 01 Januari 2011

First


Malam ini. 22.09, aku senang Tuhan, aku senang. Aku bahagia. Aku yakin ini restu-Mu Tuhan, aku yakin semua ini tidak terjadi jika tanpa restu-Mu, entah apa ini akan selamanya, entah apa hari ini saja, entah apa besok saja, entah apa kemarin saja, tidak aku jadikan pelik ku Tuhan. aku hari ini ingin bersyukur pada-mu Tuhan. Terimakasih Tuhan.

Hari ini, dunia memberi nama sebuah hari baru, hari pertama, di tahun 2011.
Matahari-Mu pagi ini biasa saja, Angin yang bertiup juga tak sedingin hari kemarin, hari-Mu cerah. Hari yang ku lewati biasa saja, sampai siang-Mu, sampai sore-Mu, sampai malam-Mu pun Tuhan.
Hingga kabar itu datang, kabar gembiraMu Tuhan.

Aku hanya meminta kepada-Mu disubuhku tadi, pintaku sama seperti pinta yang lain, jadikan 2011 ini tahun yang baik Tuhan, izinkan Aku menemukan jalanku yang juga  jalan-mu Ya Tuhan, tuntun aku Tuhan, beri setiap ridho-mu di setiap jalanku Tuhan. Pinta ku di hari pertama 2011.
Di 2010, aku telah banyak meragukan-Mu Tuhan, ampun Tuhan. Aku telah terlalu sering berdosa Tuhan,  aku labil, aku munafik. Aku hilang arah-Mu, aku hanya berjalan dengan pikirku sendiri, aku hanya berjalan dengan nikmatku sendiri.

Malam ini, sebelum hari pertama di tahun 2011 ini berakhir, aku ingin berterimakasih pada Mu Tuhan, terimakasih Tuhan, aku tidak tahu rencana Mu selanjutnya apa, aku juga tidak tahu apa yang Kau atur di balik kebahagiaan ini, aku hanya ingin berterimakasih Tuhan, Kau baik, Kau baik, Kau baik.

Dia selalu bilang, “God is best director”, itu Engkau Tuhan, yang dia bicarakan itu adalah Engkau Tuhan. Dan aku yakin itu.  dan sampai detik ini Kau masih mengizinkan aku tetap memegangnya, aku percaya itu bagian dari scenario Mu Tuhan, bukan scenario ku, atau scenario nya, apalagi scenario mereka, itu scenario Mu Tuhan. Dan memang Kau lah yang berhak mengatur skenario itu.

Dia bilang, ”ini imbalan  tulus kita”,
Apa itu benar Tuhan? Apa ini imbalan Mu terhadap ku ? aku tahu begitu lancangnya aku berani menyebut kata imbalan, apa yang sudah aku beri padaMu memangnya? Tapi aku merasakan sentuhanMu Tuhan, aku merasakan. Tapi memang aku Tulus, aku tidak berharap apa apa dari semua ini, aku hanya berserah padaMu Tuhan, lagi lagi aku yakin bahwa ini semua adalah goresan Mu Tuhan, bukan goresanku, atau goresannya, apalagi goresan mereka. 

Filosofi yang aku dan nya saling bagi, “pelangi”, “persimpangan jalan”, “sutradara”, “pengamen”, dan hingga tak terhingga. Seolah-olah aku dapat jawabanMu Tuhan. semoga ini pertanda baik. Dan satu lagi boleh aku tambahkan daftar doaku di awal 2011 ini Tuhan, izinkan ini berlangsung selamanya Tuhan, izinkan ini selamanya Tuhan, izinkan aku bersamanya Tuhan, dengan apapun itu jalan yang Kau tentukan.

Aku janji Tuhan, Aku tetap pada-Mu Tuhan, aku tetap pada Allah. Sampai aku mati. Tapi terimakasih Tuhan untuk hari ini. Aku senang.