16 januari 2011
novel karya penulis lokal yang tidak bisa aku dapat di kota belimbing itu, akhirnya bisa kutemukan di kota sungai ini. kutemukan dengan bantuan tangannya, ku beli sejenak tadi dengan ditemani olehnya. sementara kijangnya tetap melaju tenang, lagi, tiba-tiba kami berhenti di sisi jalan lagi.
"kok berhenti, kenapa?"
"pinjem novel yang tdi kmu beli dong..kmu tolong beliin aku minum dulu ya, haus deh"
heran.
mungkin sekitar sepuluh menit. sebotol air mineral dingin dalam genggamanku.
lalu ia bergumam, "ada yang bagus nih, denger ya, aku bacain.."
"..jika suatu hari kau temukan cinta, jangan kau terima sebelum kau tersiksa dan terlunta-lunta olehnya."
"kenapa?"
"..karena itu memang jalannya."
"haruskah dengan derita, baru bisa menemukan cinta?"
"..setidaknya, begitulah aku pernah mengalaminya. dalam lebur penantian yang tersia-sia, dalam gelisah yang menguras logika, dalam belitan asa yang menciumi puncak pengharapan membabi buta."
"dan akhirnya?"
"..tak juga kutemukan cinta."
"kurang dalamkah kau tersiksa atau..?
"..sepertinya. penantian,gelisah, dan gunungan asa yang kualamatkan untuk satu nama, ternyata masih menyisakan pamrih dalam alurnya. aku berharap ia membalas cintaku. itu PAMRIH ku. padahal, itu TAK semestinya ku lakukan. cinta mestinya kubangun TANPA SYARAT, tanpa imbalan apa-apa."
"Lalu, untuk apa kau tetap menanti? "
"..karena setidaknya, bisa mencintainya meski tak terbalas, itu adalah sebuah anugrah tak terhingga. Bisa mencintainya saja, TELAH CUKUP BAGIKU"
"bagus kan? halaman 126..hehe"
kijang nya melaju tenang lagi.
aku? jangan kau tanya, aku diam,,mencoba meresap dan mengartikan apa yg dia katakan tadi.
belum dapat artinya, dia bergumam lagi,
"eh, tadi yang aku bacain ke kamu, kalimat nya ada yang salah deh, itu kalimat yg terakhir yang ada kata "nya" nya, kamu ganti jadi "mu" ya?"
"ngomong apa sih?"
ku buka novelku halaman 126, dalam kijangnya yang gelap, aku membaca kalimat demi kalimat.
dalam hatiku ku mengulang apa yang dia katakan tadi, "eh, tadi yang aku bacain ke kamu, kalimat nya ada yang salah deh, itu kalimat yg terakhir yang ada kata "nya" nya, kamu ganti jadi "mu" ya?"
kurasakan dingin tanganku karena dingin yang dihantarkan oleh sebotol mineral dingin yang sedari tadi ku genggam.
aku menoleh kepadanya.
dia menyadari tolehanku.
aku..
dia..
tersenyum.
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar