pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Jumat, 04 Januari 2013

Oh Habibie....Oh Ainun...

Do you ever feel so undefined after watching a movie? 
I do.

Ceritanya, saya habis nonton film yang diangkat dari tulisan buku dengan judul yang sama "Habibie Ainun".
Saya baca bukunya waktu masih di Depok tahun 2011,
dan ga ada perasaan apa-apa pas baca bukunya. (kok kayak ada yg aneh sama bahasa gue ya?)

Jadi pas tau akan difilmin dengan sosok Reza Rahadian yang jadi Habibie dan Bunga Citra yang jadi Ainun, lumayan sempat menjadikan film ini masuk list "wanted" saya.

Tapi, jeng jeng, pas timeline udah rame dengan hashtag #HabibieAinun, saya mulai memperhatikan, dan....berkesimpulan film ini mungkin akan lebih asik ditonton kalo lo udah berstatus calon istri orang.
Calon istri lhoo, bukan pacar, apalagi gebetan, apalagi yang ga jelas macam saya.
Filmya sarat akan virus kegalauan kalau saya tonton kayaknya.

List dicoret.

Yang namanya takdir ga bisa diubah yaa (sumpah ini lebay),
walaupun bertekad mau beli DVDnya aja nanti, dan berniat mau nonton sama.. ya kalo udah punya suami nanti (ini juga kalo suaminya belum nonton).
Tapi ternyata saya digariskan untuk nonton film ini setelah diajak sama partner complicated saya.
ditraktir apa salahnya kan? dan bisa ikutan ngeramein hashtag kan nanti, itung-itung bikin tugas resensi film di timeline twitter.

Dan bener kan?
Selangkah keluar studio cinema, saya galau.

Reza nya cerdas banget bisa sukses (menurut saya) jadi Habibie,
Bunga juga berperan apik dan menawan sebagai Ainun (walaupun mukanya Bunga terlalu modern buat maen film dengan setting jaman dulu) hehe.
Jerman dan Indonesia yang romantis, serta perpaduan Teknik dan Kedokteran yang bisa dibilang pas (saya yakin anak teknik abis nonton ini jadi makin pede deketin anak kedokteran, *apa siiiih)

Dan yang penting, esensi dari kisahnya itu. Yang. Bikin. Saya. Galau.
Bukan cuma ngomongin cinta yang just i love you and i love you too.
Tapi, juga perjuangan, keyakinan, pengertian, pengorbanan, komitmen, kesetiaan dan pengabdian.
Yang tidak berakhir oleh sesuatu yang tidak pantas mengakhiri, sekalipun kematian.

Habibie dan Ainun adalah pasangan yang begitu serasi, selaras dan seimbang.
Keduanya lengkap dan saling melengkapi.
Keduanya memberikan pelajaran tentang bagaimana Tuhan membuktikan bahwa manusia diciptakan untuk manusia yang lainnya, dan yang satu memang pantas diciptakan untuk yang lainnya.

Yang baik akan mendapatkan yang baik.
Begitu juga yang belum baik, atau yang tidak baik.

Lalu, golongan pantas manakah saya?
Itu yang bikin galau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar