Aku sungguh tak peduli seberapa kencang balutan alami yang ada di tubuhmu sekarang.
Pun, seberapa kering peluhmu.
Seberapa lirih suaramu.
Seberapa tangguh lagi belulang itu menopangmu.
Seberapa banyak helai putih di mahkotamu.
Kenapa tak jua aku sadar saat petuah demi petuah itu terus kau sampaikan.
Kenapa tak jua aku belajar untuk berulang kali ajaranmu.
Kenapa tak jua aku selalu berterimakasih atas semua pengorbananmu.
Yang tetap tersenyum menyambut kecut air mukaku.
Yang tetap merendah tatkala aku meninggi.
Berusaha selalu ada, bahkan di kondisi tak ada mu.
Berjuang selalu bisa, bahkan di kondisi tak bisa mu.
Menyebut nama ini dalam setiap munajat malam mu.
Membenarkan selimut ini dalam setiap dingin malam mu.
Mengelus kening ini dalam jaga mu.
Menatap wajah ini dalam lelah harimu.
Melindungi raga ini yang bahkan lebih kuat dari ragamu.
Air matamu jatuh saat suka duka ku.
Sakitku, lebih sakit bagimu.
Bahagiaku, itulah jua kebahagiaan dirimu.
Dirimu selalu ada saat aku tak perlu mencari.
Dirimu tak pernah berhenti memberi saat aku tak perlu meminta.
Bagaimanapun aku, cintamu lah yang tulus untukku selamanya.
Tak terhingga khilafku padamu, sungguh aku mohon maaf.
Demi Allah, aku sangat mencintaimu.
Demi Allah, aku sangat mencintaimu.
Pun, seberapa kering peluhmu.
Seberapa lirih suaramu.
Seberapa tangguh lagi belulang itu menopangmu.
Seberapa banyak helai putih di mahkotamu.
Kenapa tak jua aku sadar saat petuah demi petuah itu terus kau sampaikan.
Kenapa tak jua aku belajar untuk berulang kali ajaranmu.
Kenapa tak jua aku selalu berterimakasih atas semua pengorbananmu.
Yang tetap tersenyum menyambut kecut air mukaku.
Yang tetap merendah tatkala aku meninggi.
Berusaha selalu ada, bahkan di kondisi tak ada mu.
Berjuang selalu bisa, bahkan di kondisi tak bisa mu.
Menyebut nama ini dalam setiap munajat malam mu.
Membenarkan selimut ini dalam setiap dingin malam mu.
Mengelus kening ini dalam jaga mu.
Menatap wajah ini dalam lelah harimu.
Melindungi raga ini yang bahkan lebih kuat dari ragamu.
Air matamu jatuh saat suka duka ku.
Sakitku, lebih sakit bagimu.
Bahagiaku, itulah jua kebahagiaan dirimu.
Dirimu selalu ada saat aku tak perlu mencari.
Dirimu tak pernah berhenti memberi saat aku tak perlu meminta.
Bagaimanapun aku, cintamu lah yang tulus untukku selamanya.
Tak terhingga khilafku padamu, sungguh aku mohon maaf.
Demi Allah, aku sangat mencintaimu.
Demi Allah, aku sangat mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar