pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Sabtu, 01 Maret 2014

Wanita dan Panggilannya #SaveRisma

"Saya sudah bilang sama keluarga saya. Kalau saya sampai mati, gak boleh ada keluarga saya yang menuntut," katanya menceritakan keputusan kontroversialnya menutup Dolly.

Pertama kali gue dengar kalau walikota berjilbab ini ingin menutup tempat prostitusi, yang terbayang adalah kisah seorang wanita self righteous yang suka berbenah taman dan menganggap PSK - PSK hanyalah another hama yang perlu dibasmi agar Surabaya menjadi kota yang indah.

Tapi menyaksikan wawancaranya hari ini yang dipenuhi air mata, she is either a very good actress or a very good major.
And I don't think she's that good of an actress.
Dia tidak articulate. Banyak kata-katanya yang tidak menjelaskan keputusannya dengan jelas.

"Saya gak tega, Mbak," jawabnya ketika diminta melanjutkan kisah anak-anak SMA yang dijadikan PSK. Tapi ekspresinya menjelaskan semuanya kenapa dia belum juga mundur jadi walikota padahal banyak yang menekannya.
Dia kasihan dengan anak-anak SMA yang dijual jadi PSK, pelacur  yang umur 60 masih melacur, dan anak SD para pelanggan si nenek.
"Anak saya kadang saya gak urus. Tapi saya percaya kalau saya ngurusin Surabaya, anak saya pasti diurus Tuhan," katanya.
Karena mengurus Surabaya dia percayai adalah panggilan Tuhan.

Walaupun dia terlihat terbeban, beruntunglah dia karena panggilannya disertai 150-an penghargaan nasional/internasional, satu jam di talkshow TV nasional yang re-run berkali-kali, dan trending topic twitter ber-tag #saveRisma.

"Menurut survey, anda dianggap sebagai saingan nomor satu Jokowi dalam bursa calon presiden," kata si pembawa acara.
"Kok panggilan dibikin lomba toh, Mbak? Wong itu berat lho ngurusin masyarakat. Kok malah dilomba-lomba," katanya polos sambil bersedia dibelah dadanya kalau si mbak gak percaya dia gak mau jadi presiden.
"Saya tahu siapa saya. Saya gak punya apa-apa. Gak punya kepinteran. Gak punya kekayaan. Ya segini aja porsi saya," katanya.

Gue yakin memang dia tidak akan jadi gubernur atau presiden.
Tapi gue menghormati dia. Tak lebih rendah dari gubernur atau presiden manapun.

Tapi Gubernur kece di ibukota dulu bilangnya ga akan pergi ke Jakarta, "saya nih wong Solo, ya di Solo aja lah."
"You have to know who you are. What you are worth and never settle for less," gue pernah baca di tumblr.
Siapa gue? Apa panggilan gue?

Melihat si emak-emak walikota ini, mungkin percaya diri sebenarnya tidak dibutuhkan untuk menjawab panggilan.
Hanya perlu percaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar