pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Selasa, 01 April 2014

#TanyaKenapa

"Kenapa bisa jatuh gelasnya?"
"Iya tadi kesenggol sama gue, lagian siapa sih yang narok gelas di pinggir meja banget gitu?"
_______________
"Dimana kuncinya? Udah ketemu?"
"Belum nih, dimana yaah? Abis tadi si Budi buru-buru manggil gue, jadi lupa deh narok kuncinya."
_______________
"Ya ampun, kenapa lo bisa jatuh gini sih?"
"Ituu, soalnya tadi ada batu gede banget di tengah jalan, jatuh deh gue."
_______________
"Aduh sayang, cupcup jangan nangis, Mana yang sakit? tadi kepentok meja ya? Sini mama pukul ya meja nyaa, uh meja nakal yaa.".





Percakapan model begitu pasti sering banget kita dengar sehari-hari kan, bahkan sering kita juga lah pelaku-pelakunya.
Entah karena saya terlalu suka mikir, bahkan yang menurut orang ga perlu dipikirin, malah saya pikirin.
Contohnya ya ini.

Saya tuh mikirnya, apakah sudah jadi kodrat kita manusia ya, untuk selalu mencari pembenaran, jadi sadar ga sadar kita selalu mencari bahan alasan untuk tidak dinilai salah oleh orang lain.
Mungkin kali ya, semua orang pasti tujuannya membela diri sendiri dong ya.
Maksud saya, dari semua percakapan sederhana diatas, selalu ada unsur yang nunjukkin bahwa "itu bukan murni salah gue kok, ada pihak lain yang juga salah."
Atau
" Gue ga mungkin salah kalo ga dia yang salah duluan."

Bahkan saat kita kesandung batu, batu nya yang kita salahin.
Jalan kepentok dinding, dindingnya yang kita salahin.
Kasian aja gitu kan batu dan meja yang tak berdaya bahkan tak bernyawa disalah-salahin gitu.
Kenapa ga coba akuin aja itu adalah kecerobohan kita, kesalahan kita, kita yang ga cermat, kita yang ga teliti, kita yang ga hati-hati.

Kadang-kadang juga walaupun udah ngaku salah, tetep aja ujung-ujungnya nyari pembenaran.
Just stop it. Kita manusia, ya wajarlah kalo salah.
Kecuali kalo salah melulu di kesalahan yang sama, ya keledai namanya.
Eh, apa salah keledai ya? I'm sorry donkey.

Ya kalo kita salah melulu di kesalahan yang sama, berarti kita bukan manusia yang baik.
Punya telinga, mata, tangan kaki, mulut, tapi ga memanfaatkan semua itu dengan baik buat belajar.

Kalo anak kecil nangis, benjol, atau berdarah karena kepentok meja, ketusuk paku, lagi-lagi sebagian emak-emak pasti berupaya membela si anak habis-habisan, dengan cara menyalahkan si meja atau si paku. "Duh meja nakal ya, sini mama pukul mejanya."/ "Duh, pakunya jahat ya dek."
Kenapa ga jelasin aja ke anaknya kalau dia salah, lain kali kalo lari/main harus hati-hati ya sayang.

Apa karena kita terbiasa dibela oleh orangtua pada saat kecil dulu ya?
Jadinya kebawa sampai besar, bahkan diterapkan lagi ke anak kita.

Hmmm #TanyaKenapa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar