pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Senin, 29 Agustus 2011

Semua terjadi, yang kau takutkan.

Kau orang pertama yang aku beri tahu. 
Kau orang pertama yang selalu ku singgahi. 
Kau orang pertama tempatku menangis.
Kau orang pertama tempatku berbagi suka. 
Kau orang pertama yang slalu ingin kubuat tertawa. 
Kau orang pertama yang membuatku nyaman. 
Kau orang pertama yang membuatku percaya. 

Tapi, aku terabai. 
Terlalu memalukan untukku berbesar hati selama ini aku menganggap aku jugalah yang akan kau jadikan yang pertama.

Aku bukan orang pertama yang kau beri tahu. 
Aku bukan orang pertama yang kau singgahi.
Aku bukan orang pertama tempatmu menangis. 
Aku bukan orang pertama tempatmu berbagi suka. 
Aku bukan orang pertama yang ingin kau buat tertawa.
Aku bukan orang pertama yang membuatmu nyaman. 
Aku bukan orang pertama yang membuatmu percaya. 
Kau bilang “aku berhati-hati padamu” 
“aku tahu segala sesuatu tentangmu, apa yang membuatmu tak suka, maka itulah aku berhati-hati, aku tak mau kau benci padaku” 

Kau tahu aku sedih pada saat kau bilang itu? 
 Bukankah kau bilang fungsi kita adalah saling memberitahu jika masing dari kita berbuat salah? 

Aku tahu, meski selalu diam, kau lah yang paling mengertiku diantara mereka. 
Dulu. Kau pertama bagiku. Tapi dulu. Hanya sebatas dulu.

Kita telah berubah. Seperti yang kau takutkan. 

Karena terlalu kehati-hatianmu. Membuatku tidak nyaman dan tidak lagi percaya. Aku lelah mengharap untuk kau jadikan pertama. 

Karena aku belum setulus malaikat. 
Namun, kau tetap berharga. Mereka berharga. 
Dia pun juga masih berharga. Berinti kalian semua berharga. 

Aku sedih seperti ini. Aku sedih saat semua kabar gembira tentangku, kau lah orang pertama yang kuajak bersuka. Namun, setidak pantas itukah aku saat harus tahu semua kabar gembira tentangmu kudapati dari mulut orang lain? Bahkan dari mulut media yang omong kosong itu? 

Aku tidak mengerti kita. Hanya segelintir isi hatiku tentangmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar