pelangi..pelangi...

pelangi..pelangi..
alangkah indahmu..
merah..kuning..hijau..
dilangit yang biruuu...

pelukismu agung...
siapa gerangan...
pelangi..
pelangi..
ciptaan Tuhann...

Senin, 01 Oktober 2012

Seragam putih itu....

22.46
Eh udah ganti 22.47
22.48

Beberapa menit lagi jam 11 malam. Terus sejam nya lagi jam 12. Malam.
Dirumah saya sepi, di luar juga sepi. Dan saya belum bisa tidur.

Saya jadi ingat kakak perempuan saya. Beliau seorang perawat. 
Saat saya menulis ini beliau sedang tidak ada dirumah, tapi di rumah sakit sedang menjalankan tugas.

Ketika beliau sedang tidak kebagian shift malam, 
jam segini saya dan beliau biasanya sedang bibican (bincang-bincang cantik) sambil nungguin mata ngantuk.

Beliau menjadi perawat atas kemauannya sendiri, 
bukan karena paksaan dari pihak manapun. Murni kehendaknya sendiri dan takdir tentunya.

Saya ingat dulu beliau pernah bergurau “berhubung aku ga mungkin jadi dokter, aku jadi perawat aja, bisa bantuin dokter melayani mereka yang sakit”.

Saat itu, saya memandang lekat-lekat beliau dari jauh. 
Niat beliau begitu tulus. Dan juga perawat-perawat lainnya.

Pagi ke siang, siang ke malam, lalu malam ke pagi.

Mereka bukan bekerja menghitung untung rugi, 
mereka bukan menyusun anggaran atau mencatat pengeluaran dan pendapatan.

tapi..

mereka membersihkan darah dan nanah dari tubuh pasien, 
memandikan orang dewasa yang sakit, 
membersihkan air seni dan kotoran dari tubuh pasien, 
membantu memasukkan obat ke dalam tubuh pasien, 
membersihkan tempat tidur pasien, menjaga dengan seksama.

Mereka melayani yang kecil, 
yang muda, yang dewasa, yang renta, yang waras, yang tidak waras, yang baru lahir, bahkan yang sudah tidak bernyawa.

Saat yang lain terpejam, mereka terjaga untuk menjaga.
Saat yang lain berkumpul bersama keluarga di hari raya, tidak dengan mereka. Mereka masih setia menjaga.

Bukan mengeluh, bukan pula mengumpat dan memang sudah jadi tugas mereka.

Tapi saya yakin, tidak semua orang sanggup mengemban tanggung jawab seperti itu, termasuk saya.

Gaji mereka tidak besar, 
tapi saya yakin mereka sangat kaya, 
karena InsyaAllah, Allah memberi tunjangan lebih atas setiap niat tulus mereka memberi senyum sapa di bibir mereka, atas setiap sentuhan tangan lembut mereka pada tubuh pasien, dan atas keringat mereka berjaga pagi siang dan malam.

Jangan sebut mereka “pembantu berseragam putih”.
Bukankah kita semua pembantu?
Pekerja kantoran adalah pembantu bos mereka.
Pekerja pemerintahan adalah pembantu masyarakat.
Bahkan wirausahawan, mereka adalah pembantu diri mereka sendiri.

Jika salah, beritahu saja mereka, tapi jangan hina mereka.
Jika menyebalkan, tegur saja mereka, tapi jangan cibir mereka.

Mereka manusia. 
Mereka pantas dihargai.

Mereka punya keluarga, mereka punya Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar